Jumat, 29 Agustus 2014

Kisah Pohon Almond

Seorang tuan menanam bibit-bibit pohon almond. Setelah sekian lama tumbuh lah bibit-bibit tersebut.
Salah 1 bibit tersebut itu mempunyai pikiran aku harus tumbuh lebih lagi, harus bisa berubah lebat untuk tuan ku. Hari-hari berlalu dan pohon tersebut menjadi yang paling tinggi dan berdaun lebat, namun tidak berbuah pada musimnya.
Tuan nya melihat pohon tersebut, lalu memandang sangat baik pohon tersebut karena tinggi dan berdaun lebat dan lingkar pohonnya yang besar. Tuannya mengambil kapak, lalu mulai memotong akarnya. Si pohon berkata, aduh.. Sakit. Kenapa akar ku dipotong, ampun. Qku tahu aku belum berbuah seperti teman-teman ku. Tolong diberikan waktu lagi, aku akan berbuah lebat.
Si tuannya selesai memotong semua akarnya dan merobohkan pohon tersebut dan Memotong semua dahan dan mengupas kulitnya, setelah selesai menjemurnya. Si Pohon menangis dan sangat marah dan kecewa. Ia merasa sudah putus harapan, tidak ada gunanya lagi karena ia sudah gada akar yang merupakan tempat suply makanan yang ia perlukan.
Keindahan dan kekokohannya juga sudah tidak ada. Hanya menjadi sebuah sebongkah kayu kering.
Tuannya mengambil dan mengubah kayu tersebut menjadi sebuah tongkat dan ia dipakai senantiasa oleh tuannya. Si pohon tersebut kini menjadi tongkat yang indah dan senantiasa bersama tuannya. Lalu ia berkata, wah berarti tuannya ini ingin ia bisa setiap saat mendampingi tuannya tersebut.
Suatu ketika tuannya pergi menghadiri suatu perjamuan. Ia menaruh tongkatnya di tempat para tongkat ditaruh. Sang tongkat merasa sangat senang karena bisa mendampingi tuannya setiap saat dan juga ikut serta do setiap acara besar.
Ada meja, makanan, banyak orang, tongkat-tongkat yang indah2.
Sampai 1 titik tuannya datang lagi, lalu diambil lagi tongkat tersebut. Diukirlah namanya di tongkat tersebut.
Kemudian semua pemilik tongkat melempar tongkat tersebut di tengkat bersama tongkat lainnya.
Si tongkat mulai kebingungan, loh kok saya dibuang kembali. Kenapa saya dipisahkan dengan tuan. Kenapa dibuang di tengah ini bersama para tongkat.
Lalu seseorang datang mengambil tongkat -tongkat tersebut. Kemudian memasukkan ia ke sebuah ruangan yang sangat gelap sekali. Dan ditaruh di sana.
Si tongkat kembali menangis dalam rasa sakit. Kenapa ini terjadi lagi..kenapa tuan ku membuang ku, kenapa aku dipisahkan dan ditaruh di dalam ruangan gelap bersama tongkat lain. Aku hanya mau bersama tuan ku.
Tuan, tuan, tolong aku. Isak si tongkat dalam kesedihan.
Tiba-tiba seperti ada aliran yang menyegarkan mengalir, sesuatu seperti waktu ia ada akar. Segar, nyaman, menguatkan, menghidupkan. Membuat tongkat menemui sesuatu hal yang menggembirakan yang tidak pernah dilihat seperti itu dan sangat menghidupkan. Aliran-aliran yang menghidupkan sel-selnya, bahkan sampai ia berbunga indah dan lebat bahkan ada buah-buah yang dihasilkan. Membuat ia menjadi sangat indah dari pada sewaktu ia menjadi pohon dan tongkat biasa.
Setelah keesokan harinya seseorang mengangkat tongkat-tongkat itu dari ruangan tersebut dan membawa ia keluar dari ruangan tersebut.
Tongkat itu kembali berkata, tidak. Aku tidak mau dipisahkan dari ruangan tersebut.
Tapi ia tetap dibawa keluar lalu dihadapan kelompok orang-orang tersebut ia diangkat tinggi-tinggi dan dipamerkan. Ia menjadi tontonan dan menjadi sebuah keheranan dari seluruh orang tersebut.
Si tongkat itu berkata wah, hal seperti ini ia belum pernah mengalami dan ia menjadi suatu kekaguman.
Setelah ia diperlihatkan, maka orang tersebut berkata tongkat ini adalah sebuah tanda ajaib dari Pencipta untuk kita.
Dan ia akan dikembalikan ke ruangan Pencipta.
Lalu tongkat tersebut dimasukan ke ruangan dan di taruh di tabut perjanjian.

Ini adalah kisah dari tongkat Imam Harun yang berbunga.

Disadur dari buku Tommy Tenney, The Ultimate.

I hope this can blessing. Gbu 😊 Seorang tuan menanam bibit-bibit pohon almond. Setelah sekian lama tumbuh lah bibit-bibit tersebut.
Salah 1 bibit tersebut itu mempunyai pikiran aku harus tumbuh lebih lagi, harus bisa berubah lebat untuk tuan ku. Hari-hari berlalu dan pohon tersebut menjadi yang paling tinggi dan berdaun lebat, namun tidak berbuah pada musimnya.
Tuan nya melihat pohon tersebut, lalu memandang sangat baik pohon tersebut karena tinggi dan berdaun lebat dan lingkar pohonnya yang besar. Tuannya mengambil kapak, lalu mulai memotong akarnya. Si pohon berkata, aduh.. Sakit. Kenapa akar ku dipotong, ampun. Qku tahu aku belum berbuah seperti teman-teman ku. Tolong diberikan waktu lagi, aku akan berbuah lebat.
Si tuannya selesai memotong semua akarnya dan merobohkan pohon tersebut dan Memotong semua dahan dan mengupas kulitnya, setelah selesai menjemurnya. Si Pohon menangis dan sangat marah dan kecewa. Ia merasa sudah putus harapan, tidak ada gunanya lagi karena ia sudah gada akar yang merupakan tempat suply makanan yang ia perlukan.
Keindahan dan kekokohannya juga sudah tidak ada. Hanya menjadi sebuah sebongkah kayu kering.
Tuannya mengambil dan mengubah kayu tersebut menjadi sebuah tongkat dan ia dipakai senantiasa oleh tuannya. Si pohon tersebut kini menjadi tongkat yang indah dan senantiasa bersama tuannya. Lalu ia berkata, wah berarti tuannya ini ingin ia bisa setiap saat mendampingi tuannya tersebut.
Suatu ketika tuannya pergi menghadiri suatu perjamuan. Ia menaruh tongkatnya di tempat para tongkat ditaruh. Sang tongkat merasa sangat senang karena bisa mendampingi tuannya setiap saat dan juga ikut serta do setiap acara besar.
Ada meja, makanan, banyak orang, tongkat-tongkat yang indah2.
Sampai 1 titik tuannya datang lagi, lalu diambil lagi tongkat tersebut. Diukirlah namanya di tongkat tersebut.
Kemudian semua pemilik tongkat melempar tongkat tersebut di tengkat bersama tongkat lainnya.
Si tongkat mulai kebingungan, loh kok saya dibuang kembali. Kenapa saya dipisahkan dengan tuan. Kenapa dibuang di tengah ini bersama para tongkat.
Lalu seseorang datang mengambil tongkat -tongkat tersebut. Kemudian memasukkan ia ke sebuah ruangan yang sangat gelap sekali. Dan ditaruh di sana.
Si tongkat kembali menangis dalam rasa sakit. Kenapa ini terjadi lagi..kenapa tuan ku membuang ku, kenapa aku dipisahkan dan ditaruh di dalam ruangan gelap bersama tongkat lain. Aku hanya mau bersama tuan ku.
Tuan, tuan, tolong aku. Isak si tongkat dalam kesedihan.
Tiba-tiba seperti ada aliran yang menyegarkan mengalir, sesuatu seperti waktu ia ada akar. Segar, nyaman, menguatkan, menghidupkan. Membuat tongkat menemui sesuatu hal yang menggembirakan yang tidak pernah dilihat seperti itu dan sangat menghidupkan. Aliran-aliran yang menghidupkan sel-selnya, bahkan sampai ia berbunga indah dan lebat bahkan ada buah-buah yang dihasilkan. Membuat ia menjadi sangat indah dari pada sewaktu ia menjadi pohon dan tongkat biasa.
Setelah keesokan harinya seseorang mengangkat tongkat-tongkat itu dari ruangan tersebut dan membawa ia keluar dari ruangan tersebut.
Tongkat itu kembali berkata, tidak. Aku tidak mau dipisahkan dari ruangan tersebut.
Tapi ia tetap dibawa keluar lalu dihadapan kelompok orang-orang tersebut ia diangkat tinggi-tinggi dan dipamerkan. Ia menjadi tontonan dan menjadi sebuah keheranan dari seluruh orang tersebut.
Si tongkat itu berkata wah, hal seperti ini ia belum pernah mengalami dan ia menjadi suatu kekaguman.
Setelah ia diperlihatkan, maka orang tersebut berkata tongkat ini adalah sebuah tanda ajaib dari Pencipta untuk kita.
Dan ia akan dikembalikan ke ruangan Pencipta.
Lalu tongkat tersebut dimasukan ke ruangan dan di taruh di tabut perjanjian.

Ini adalah kisah dari tongkat Imam Harun yang berbunga.

Disadur dari buku Tommy Tenney, The Ultimate.

I hope this can blessing. Gbu 😊

| bisnis online |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar